Rabu, 23 April 2014

landasan dan azas pendidikan


LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN
Pendidikan dapat diartikan dari berbagai sudut pandang yaitu:
- Pendidikan berwujud sebagai suatu sistem
            => Pendidikan dipandang sebagai keseluruhan gagasan terpadu yang mengatur usaha-usaha sadar untuk membina seseorang mencapai harkat kemanusiaannya secara utuh.
- Pendidikan berwujud sebagai suatu proses
            => Pendidikan dipandang sebagai pelaksana usaha-usaha untuk mencapai tujuan tertentu dalam rangka mencapai harkat kemanusiaannya secara utuh.
- Pendidikan berwujud sebagai hasil
            => Pendidikan dipandang sebagai sesuatu yang telah dicapai atau dimiliki seseorang setelah proses pendidikan berlangsung.

A.    LANDASAN PENDIDIKAN
Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus tak terputus dari generasi ke generasi dimana pun di dunia ini. Upaya memanusiakan manusiamelalui pendidikan itu diselenggarakan sesuaidengan pandangan hidup dan dalam latar social-kebudayaan setiap masyarakat tertentu. Oleh karena itu, meskipun pendidikan itu universal, namun terjadi perbedaan-perbedaan tertentu sesuai dengan pandangan hidup dan latar latar sosiokultural.

1.      Landasan filosofis
            Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat ( falsafat, falsafah ). Konsepsi-konsepsi filosofis tentang kehidupan manusia dan dunianya pada umumnya bersumber dari dua factor, yaitu:
a.       Religi dan etika yang bertumpu pada keyakinan
b.      Ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran
Tinjauan filosofis tentang sesuatu, termasuk pendidikan, berarti berfikir bebas serta merentang fikiran sampai sejauh-jauhnya tentang suatu itu. Penggunaan istilah filsafat dapat dalam dua pendekatan, yakni:
a.       Filsafat merupakan lanjutan dari berfikir ilmiah, yang dapat dilakukan oleh setiap orang serta sangat bermamfaat dalam member makna kepada ilmu pengetahuan itu.
b.      Filsafat sebagai  kajian khusus yang formal, yang mencakup logika, epistemology,etika,estetika, metafisika, serta social dan politik.

Peranan filsafat dalam pendidikan tersebut berkaitan dengan hasil kajian antara lain tentang:
a.       Keberadaan dan kedudukan manusia sebagai mahluk di dunia ini.
b.      Masyarakat dan kebudayaannya.
c.       Keterbatasan manusia sebagai mahluk hidup yang banyak menghadapi tantangan
d.      Perlunya landasan pemikiran dalam pekerjaan pendidikan, utamanya filsafat pendidian ( Wayan Ardhana, 1986:1-9)

Empat mahzab pendidikan yang besar pengaruhnya dalam penyelenggaraan pendidikan ( Reja Mudyahardjo 1992:144-150 )
a.       Esensialisme
b.      Perenualisme
c.       Pramatisme dan proresivisme
d.      rekonstruksionisme
Landasan filosofis sebagai salah satu fondasi dalam pelaksanaan pendidikan berhubungan dengan sistem nilai. Sistem nilai merupakan pandangan seseorang tentang “sesuatu” yang berkaitan dengan arti kehidupan (pandangan hidup). Bagi bangsa Indonesia, pandangan hidupnya adalah Pancasila. Pancasila sebagai landasan filosofis pendidikan mempunyai makna:
- Dalam merumuskan pendidikan harus dijiwai dan didasarkan pada Pancasila.
- Sistem pendidikan nasional haruslah berlandaskan Pancasila.
- Hakikat manusia haruslah diwujudkan melalui pendidikan, sehingga tercipta manusia Indonesia yang dicita-citakan Pancasila.
2.      Landasan sosiologis
            Manusia selalu hidup berkelompok, sesuatu yang juga terdapat pada mahluk lainnya. Meskipun demikian, pengelompokan itu jauh lebih rumit.
            Sosiologi pendiidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang di pelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi:
a.       Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat
b.      Hubungan manusia di sekolah
c.       Pengaruh sekolah pada prilaku anggotanya
d.      Sekolah dan komunitas, yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial lain dalam komunitas
Pendidikan tidak berlangsung dalam keadaan vakum sosial. Dari generasi ke generasi selalu mengalami perubahan. Perubahan-perubahan tersebut antara lain:
    a. perubahan teknologi
        Dampaknya:  - Individu memiliki keterampilan baru.
        - Sekolah dituntut agar lulusannya dapat menyesuaikan perkembangan jaman.
        - Sekolah mulai menggunakan media pembelajaran yang lebih canggih.
    b. perubahan demografi (pertambahan jumlah penduduk)
        Dampaknya:
 - Pengembangan kebijaksanaan pendidikan.
- Pembatasan secara ketat penerimaan siswa baru.
- Tidak seimbangnya pertambahan penduduk dengan fasilitas pendidikan.
    c. urbanisasi dan sub-urbanisasi
        Dampaknya:
- Sekolah bertanggungjawab atas penyesuaian diri terhadap penduduk kota.
- Sekolah berperan dan membantu mekanisme kontrol sosial di masyarakat.
- Sekolah mempersiapkan lulusannya untuk dapat hidup di kota.
    d. perubahan politik masyarakat, bangsa dan negara
        Dampaknya:
- Meningkatnya keterlibatan pemerintahan di dalam kegiatan anggota masyarakat.
- Berkembangnya saling ketergantungan antar pemerintahan negara.
3. Landasan kultural
Pendidikan dapat dikonsepkan sebagai proses budaya manusia. Kegiatannya dapat berwujud sebagai upaya yang dipikirkan, dirasakan, dan dikehendaki manusia. Pada hakikatnya manusia sebagai mahkluk budaya dapat menyesuaikan diri dengan kebudayaan setempat. Salah satu cara untuk memelihara kebudayaan adalah melalui pengajaran. Jadi pendidikan dapat berfungsi sebagai penyampai, pelestari, dan pengembang kebudayaan.
Kebudayaan sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya itu akan selalu terkait dengan pendidikan, utamanya belajar. Kebudayaan dalam arti luas tersebut dapat terwujud:
a.       ideal seperti ide, gagasan, dan nilai
b.      kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat
c.       fisik yaknibenda hasil karya manusia ( Koentjaraningrat, 1975: 15-22 )


3.      Landasan psikologis
                    Psikologi sebagai ilmu bantu yang mendasari pelaksanaan pendidikan berorientasi pada tiga hal yaitu:
- hakikat siswa
- proses belajar
- peranan guru
            Karena guru merupakan sentral pengendalian proses belajar-mengajar, maka dalam penyampaian pesan, guru harus mampu mendasarkan pada:
        - perbedaan individu siswa
    - prinsip-prinsip belajar
            Dalam kehidupannya, manusia selalu terlibat dalam kegiatan belajar. Teori belajar dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
    a. Teori Disiplin Mental
        - Belajar sebagai usaha melatih dan mendisiplinkan daya pikir (disiplin mental).
        - Memberikan peluang kepada anak didik untuk berkembang sesuai kehendak Tuhan (aktualisasi).
        - Mengasosiasikan  ide baru dengan ide lama yang telah terdapat dalam jiwa kita (appersepsi).
    b. Rumpun Behaviorisme
- perubahan tingkah laku yang dapat diamati yang dapat terjadi melalui stimulus dan respons yang dihubungkan dengan prinsip mekanis (Conditioning S-R)
    - Conditioning tanpa reinforcement
    - Conditioning melalui reinforcement
    c. Rumpun Gestalt-Medan
        - keseluruhan lebih bermakna daripada bagian-bagian (teori Insight)
        - pemahaman bertujuan (Goal-Insight)
        - Medan-Kognitif
        Yang harus diperhatikan demi keberhasilan kegiatan belajar adalah:
            - stimulus belajar
            - perhatian siswa
            - keaktifan siswa
            - penguatan dan umpan balik
   4. landasan ilmiah dan teknologis
Salah satu misi pendidikan adalah membekali peserta didik agar dapat mengembangkan iptek. Hubungan antara pendidikan dan iptek adalah saling timbal balik, yaitu:
    - Kemajuan pendidikan diarahkan untuk kemajuan iptek
    - Perkembangan iptek akan berpengaruh pada perkembangan pendidikan
5.   Landasan Ekonomi Pendidikan

A.Peran Ekonomi dalam Pendidikan.
Globalisasi ekonomi yang melanda dunia, otomatis mempengaruhi hampir semua negara di dunia, termasuk Indonesia. Alasannya sederhana, yaitu karena takut digulung dan dihempaskan oleh gelombang globalisasi ekonomi dunia.
Perkembangan ekonomi makro berpengaruh pula dalam bidang pendidikan. Cukup banyak orang kaya sudah mau secara sukarela menjadi bapak angkat agar anak-anak dari orang tidak mampu bisa bersekolah. Perkembangan lain yang menggembirakan di bidang pendidikan adalah terlaksananya sisten ganda dalam pendidikan. Sistem ini bisa berlangsung pada sejumlah pendidikan, yaitu kerja sama antara sekolah dengan pihak usahawan dalam proses belajar mengajar para siswa adalah berkat kesadaran para pemimpin perusahaan atau industri akan pentingnya pendidikan.
Implikasi lain dari keberhasilan pembangunan ekonomi secara makro adalah munculnya sejumlah sekolah unggul. Inti tujuan pendidikan ini adalah membentuk mental yang positif atau cinta terhadap prestasi, cara kerja dan hasil kerja yang sempurna. Tidak menolak pekerjaan kasar, menyadari akan kehidupan yang kurang beruntung dan mampu hidup dalam keadaan apapun.

6.      Landasan Sejarah

Umur sejarah pendidikan dunia sudah panjang sekali. Mulai dari zaman purba dan zaman yunani purba, kemudian zaman hellenisme tahun 150-500 SM, ke zaman pertengahan tahun 500-1500-an, zaman reformasi dan kontra reformasi pada tahun 1600-an. Sejarah pada zaman purba Pendidikan pada zaman ini belum
banyak memberikan kontribusinya kepada pendidikan pada zaman sekarang. Oleh sebab itu pendidikan pada zaman-zaman ini diragukan. Sejarah Pendidikan pada zaman yunani purba dipengaruhi oleh ahli pendidiknya pada waktu itu seperti :
1. Plato ia memiliki tujuan dalam pendidikan itu
a. Membentuk warga negara secara teoritis dan praktis, untuk mengabdi pada negaranya oleh sebab itu pendidikan diselengaran oleh negara.
b. Membentuk manusia akal supaya manusia itu mempergunakan akalnya dengana bijaksana.
c. Membentuk manusia berkehendak yaitu manusia yang memiliki sifat- sifat keberanian
d. Membentuk manusia hasrat yaitu manusia yang memiliki rasa keinginan
2. Pyhtagioras ia memiliki tujuan pendidikan untuk membentuk manusia susila, karena menurutnya manusia sejak kecil itu mempunyai kecenderungan berbuat jahat oleh karena itu pendidikan diharapkan membawanya pada kesempurnaan.
3. Socrates pendidikan itu bertujuan untuk membawa manusia pada kebajikan karena adanya ilmu, ia berbeda pendapat dengan phitagoras yang menyatakan bahwa manusia itu memiliki kecenderungan berbuat jahat sejak kecil, justru menurut socrates manusia itu memiliki kecenderungan berbuat baik dan kebajikan dengan ilmunya.
4. Aristoteles berpendapat bahwa dalam pendidikan itu harus mngenal pembawaan dan kecenderungan anak, supaya ia mendapat bimbingan sebaik – baiknya, dengan latihan dan pembisaan untuk menanamkan kebaikan pada anak akan menambah pengetahuannya akan kebaikan itu.
Pendidikan yang mulai menunjukakn perbedaan eksistensinya dengan pendidikan sebelumnya adalah sejak zaman Realisme. Realisme menghendaki pikiran yang praktis.

7.      Landasan Religius Pendidikan

Agama (Bahasa Sangsekerta : a [tidak], gama [kacau]. Bahasa Arab : daana [hutang], dien [undang-undang]) adalah kebutuhan manusia paling esensial yang bersifat universal. Menurut Sutan Takdir Alisyahbana, agama merupakan sistem kelakuan dan perhubungan manusia degan rahasia kekuasaan dan keajaiban yang tidak terhingga luasnya.

I. Ciri-ciri agama
1.                   Substansi yang disembah
2.                   Pokok ajaran/dogma
3.                   Aliran-aliran
4.                   Pembawa ajaran
5.                   Kitab Suci
II. Pengaruh agama bagi kehidupan manusia
1.                   Tantangan manusia
2.                   Kelemahan dan kekurangan manusia
3.                   Latar belakang fitrah manusia

III. Pengaruh agama bagi pendidikan
1.                   Pendidikan formal
2.                   Pendidikan Non-Formal (Keluarga Masyarakat)
B. LANDASAN PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA
ü Landasan Ideal: Pancasila
ü Landasan Konstitusional: UUD 1945
ü Landasan Operasional: GBHN dan UUSPN (yang sekarang UU No. 20 Tahun 2003)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar